Minggu, 14 Oktober 2012

The Stories About Brownies dan Kue Pastel

   Mungkin ini hanya inti dari ceritanya ya... yaa bisa dibilang sinopsisnya lah.. 

  "Brownies dan Kue Pastel", yang istimewa itu brownies dan yang selalu sederhana itu yaa kue pastel. keduanya sama-sama makanan yang menarik, enak, dan banyak diminati. sama dengan kehidupan nyatanya, 2 orang yang menurut kita sama pentingnya&begitu berarti dalam hidup kita, tetapi tak ada satupun dari mereka yang menganggap diri kita penting dalam hidupnya. mereka terlalu menarik, terlalu banyak peminatnya. dan aku??? ya... aku mungkin hanya bisa mencoba peduli sama dia dan mungkin hanya bisa mendambakannya dalam dunia khayalan.

    Ketika aku masuk ke dalam sebuah toko yang sepertinya sama saja dengan toko-toko yang lainnya, aku seperti terjebak di dalamnya. saat aku membuka pintu itu untuk pertama kalinya.. "KRIINGGGGG", seketika bel dari pintu berbunyi, tak lama kemudian seorang pelayan cantik menyambutku. aroma yang begitu menyengat di hidung dan pemandangan brownies-brownies lezat yang tertata begitu rapih dibalik rak kaca seakan menghipnotis mata ku. aku pun tertarik untuk membelinya, apalagi ketika aku dibujuk oleh seorang pelayan tentang kelebihan si brownies, lalu aku tertarik dengannya. seketika, akupun harus menunggunya. di sisi lain, ketika aku sedang menunggu brownies, datang seorang pelayan lainnya yang memberikanku sepotong kue pastel. Awalnya, aku menghiraukannya, tetapi beberapa saat aku memperhatikannya. Apa yang aneh???! kemudian, pelayan itu kembali menegurku untuk mencicipinya. Aku bertanya-tanya dalam hati, "Kenapa aku harus mengambil pastel itu?? apakah pastel itu pantas untukku??!! sementara aku sedang menunggu brownies??!". Tiba-tiba sang pelayan itu mengahampiriku, ia mencoba membujukku agar mengambil pastel itu. Entah mengapa! Aku pun bingung sendiri. Sama halnya dalam kehidupan nyata, seseorang yang begitu terlihat sempurna dan banyak diminati orang, sempatnya aku harus menyayanginya. Bukanlah hal yang mudah ketika aku tahu dia pun tidak sama sekali memperdulikanku, bahkan sampai saat ini dan detik ini. Selama ini pun aku harus memendam dan mengubur rasa sayang itu dalam-dalam. Aku selalu menunggu, menunggu dan menunggu.. Entah sampai kapan??? Aku untuk dia, tapi dia bukan untukku...


   seiring waktu berjalan, ketika aku kembali bertemu dengan seseorang yang memang sebelumnya aku pernah bertemu. Aku dan Pastel. Berawal dari sebuah 'ejekan' yang berubah jadi 'beneran' hehehe. Aku nggak pernah marah, kesal atau apalah, apalagi aku di ejek dengan orang yang sangaaaaaaaatttttt banyak peminatnya. Tapi..... awalnya sih aku emang menghiraukannya, beberapa saat kemudian aku mulai memperhatikannya. Seperti ada yang aneh?? OH!!! Perasaan ku kok beda ya sama dia?? TIDAKKKKK!!!!!!! Aku melupakan brownies yang sedang aku tunggu. Terkadang aku berfikir, keadaan lah yang udah memaksa aku untuk jadi seperti ini. Seharusnya hal ini tak pernah terjadi. Pastel itupun kalau bisa berbicara mungkin dia akan tidak perduli aku ini ingin mencicipinya/tidak. Sama halnya, dia pun juga tidak akan pernah peduli sama aku, sampai kapanpun itu! Memang tak ada yang bisa aku harapkan. Kenapa aku harus terjatuh pada 2 pilihan?? sudah 2 pilihan salah lagi!!! Ya, aku terjatuh pada 2 pilihan. Apa yang salah dengan ku? sampai-sampai aku harus berada dalam situasi yang sangat berat ini. Ketika aku sedang menunggu brownies itu datang, mengapa tiba-tiba pastel itu harus datang kepada ku?? Ketika aku menyayangi seseorang, aku tak pernah bisa berhenti untuk peduli dan memperhatikannya dan bahkan sesekali aku menangisinya. Mengapa aku harus seperti itu?? Sementara mereka sama sekali tidak peduli dan tidak tau apa yang aku rasakan. Aku tak pernah bisa menjaga konsekuensi pada diriku sendiri. Ketika aku sedang menunggu brownies itu, seharusnya aku tak pernah tertarik dengan pastel itu. Tapi kenapa aku harus tertarik dan ingin mengambilnya????????


  Brownies itu emang nggak pasti, aku nggak tahu harus berapa lagi menunggunya. Tapi seharusnya aku pun sadar, aku juga nggak pantes buat ngambil pastel itu. dan pada akhirnya aku menyadari, kalau emang seharusnya aku nggak memperhatikan pastel itu, apalagi sampai berharap begitu besar untuk mengambil dan memilikinya;-----------(

----------------------------------END-----------------------------------------